Senin, 20 Mei 2013

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


Problem Based Learning atau Belajar Berbasis Masalah merupakan suatu metode pembelajaran, dimana siswa belajar dari masalah, siswa dilibatkan dalam merancang solusi untuk menyelesaikan suatu masalah yang real. Selama proses problem solving, siswa membangun pengetahuan dan mengembangkan skill problem solving dan juga kemampuan belajar mandirinya.
Belajar berbasis masalah pertama kali dikembangkan bagi pendidikan medis pada tahun 1950.  Sekitar tahun 1990-an, PBL diadopsi oleh pendidikan tinggi pada bidang lainnya seperti matematika, biologi, ekonomi,dsb.

Asumsi PBL
                Belajar dalam PBL dibentuk oleh masalah. Dasar asumsi dari PBL adalah “Proses belajar terjadi ketika kita menyelesaikan beragam masalah yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari”. Hal ini bertentangan dengan asumsi publik bahwa belajar hanya terjadi pada lingkungan pendidikan formal, maka ketika kita keluar dari sekolah, kita akan berhenti belajar. PBL berlandaskan pada asumsi konstruktivisme, dimana pengetahuan individu dibentuk dari hubungan dengan lingkungan.

Karakteristik PBL :
§  Berfokus pada masalah, materi dan skill yang diajarkan dikelola dari masalah.
§  Student centered
§  Self-directed
§  Self-reflective
§  Tutors adalah fasilitator

HASIL-HASIL PENELITIAN
·      Penelitian Pada Area Hasil Belajar Siswa
·      Pencapaian dan aplikasi pengetahuan dasar
ü Pada Pendidikan tinggi dan Pendidikan K-12 ;  Para peneliti meneliti pengaruh penggunaan PBL terhadap hasil belajar siswa, hasil-hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan PBL dan tradisional. PBL efektif pada pemahaman dan aplikasi dari konsep, daripada untuk mengingat pengetahuan faktual.
ü Pada Bidang kedokteran ; Meneliti pengaruh PBL terhadap hasil belajar pada bidang kedokteran. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL lebih efektif dalam pencapaian pengetahuan clinical. Siswa PBL menunjukkan kinerja yang baik dalam hal penerapan pengetahuan dan menangani orang yang sakit.
·      Ingatan terhadap materi ; Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL lebih efektif terhadap ingatan jangka panjang. Siswa PBL cenderung lebih mengingat prinsip-prinsip sementara siswa tradisional lebih mengingat pengetahuan yang bersifat hafalan.
·      Problem Solving Skill ; Penelitian berfokus pada masalah apakah PBL dapat meningkatkan kemampuan problem solving, hasil-hasil penelitian mengindikasikan bahwa PBL memberikan pengaruh positif yang meningkatkan kemampuan problem solving siswa pada dunia nyata dan dunia kerja.
·      Berpikir Tingkat Tinggi ; Untuk memperoleh kemampuan problem solving diperlukan proses analisis, berpikir kritis, dan skill metakognitif. Penelitian Newell & Simon (1972) menunjukkan bahwa PBL melatih kemampuan siswa untuk menganalisis, berpikir kritis, serta metakognitif. Penelitian Sheprerd (1998) menunjukkan bahwa PBL meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara signifikan.
·      Belajar Sepanjang Hayat ; Tujuan utama dari PBL adalah membuat siswa self-directed, mandiri, dan menjadi pebelajar sepanjang hayat. Hasil penelitian Norman & Schmidt (1992); Woods (1996); Ryan (1993); Bllumberg & Michael (1992) menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan sikap self-directed learning siswa. Dari penelitian Schmidt & Van der Molen (2001); Woods (1996) dapat disimpulkan bahwa PBL memiliki pengaruh yang tahan lama terhadap keterampilan dan sikap siswa.
·      Persepsi diri dan Kepercayaan Diri ; Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kelebihan dari PBL adaalah mempersiapkan siswa menghadapi dunia nyata, dengan memberikan kemampuan problem solving, analisis, berpikir kognitif dan metakognitif. Sehingga siswa akan lebih siap dan percaya diri untuk menghadapi masalah di dunia nyata

·      Pada Area Implementasi PBL
·      Student Roles, Tutor Roles, Tutoring Issues
ü Transisi Siswa dari Metode Tradisional ke PBL ; Woods (1994,1996); Schmidt et al. (1992); Jost et al. (1997) menemukan bahwa adanya kecemasan siswa saat PBL, hal tersebut disebabkan karena ketidakpahaman mereka mengenai peran dan tanggungjawab mereka serta bagaimana mereka akan dinilai. Schultz-Ross & Kline (1999) menemukan bahwa ketidaknyamanan dan ketidakpuasan siswa akan menurun pada akhir PBL.
ü Peran Tutor dalam PBL; Aguiar (2000) mengemukakan 5 peran tutor PBL, yakni: (1)memfasilitasi kerja kelompok, (2)membuat model, (3)menyediakan feedback, (4)memberitahukan informasi, (5)mendukung perkembangan profesionalitas siswa.
ü Cognitive Congruence & Active involvement ; Cognitive congrunce adalah salah satu karakteristik PBL, yakni kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan bahasa sendiri, menggunakan konsep, dan menjelaskan sesuatu dengan cara yang mudah dipahami (Schimdt & Moust 1995).  Tutor yang efektif harus mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar.
ü Merancang kemampuampuan metakognitif dan Self-directed Learning ; Mayo et al. (1993); PBL tutor adalah panduan metakognitif siswa yang membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpendapat.
·      Group Processing
Elemen penting dalam PBL adalah collaborative learning. Fokus penelitian yang pertama adalah bagaimana peran tutor dalam memfasilitasi proses belajar dalam kelompok. Mayo et al.(1993) mengemukakan 3 kemampuan tutor sebagai fasilitator dalam kelompok, yakni (1)membantu kelompok untuk mengetahui bagaimana kerja kelompok berlangsung, (2)memberikan feedback dalam kelompok, (3)memandu kelompok untuk mempelajari issues yang tepat, (4)membantu kelompok dalam mengintegrasi issues.
Selain itu, peneliti juga meneliti group size. Hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh Finklestein (2000) menunjukkan bahwa medium-size group (6 siswa) memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan large group (9 siswa).
·      Assessment issues ; Penelitian berfokus pada penilaian seperti apa yang dapat mengukur ketercapaian PBL. Seperti yang dikemukakan oleh Blake et al. (2000), penekanan penilaian dalam PBL berubah dari menilai pengetahuan faktual menjadi penilaian terhadap penerapan pengetahuan.
·      Desain Kurikulum dalam PBL ; topik penelitian antara lain desain masalah (pemilihan dan penuangan dengan tepat dari masalah PBL; Angeli 2002), Keefektifan masalah , serta model dan prinsip desain masalah. Duch (2001) mengemukakan 5 tahap penulisan masalah, yakni (1)pemilihan topik utama; (2)memikirkan konteks nyata bagi konsep tersebut; (3)memberi masalah untuk mengarahkan pencarian siswa; (4)membuat pedoman guru; (5)mengidentifikasi sumber bagi siswa.
·      Penggunaan Teknologi dalam PBL ; penelitian ini dibagi menjadi 2 topik utama yakni (1)belajar jarak jauh dan PBL, meneliti penggunaan teknologi internet dalam PBL. (2)Penggunaan Multimedia dalam PBL, kesimpulan dari penellitian-penelitian yang ada yakni, tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia dengan yang tradisional dalam PBL. Akan tetapi penggunaan multimedia meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan daya tahan atau ingatan terhadap pengetahuan.

FUTURE RESEARCH IN PBL
   ·         Tipe masalah dalam PBL
   ·         Faktor internal yang mempengaruhi PBL
   ·         Desain disributed PBL (online PBL)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar