Problem Based Learning atau Belajar
Berbasis Masalah merupakan suatu metode pembelajaran, dimana siswa belajar dari
masalah, siswa dilibatkan dalam merancang solusi untuk menyelesaikan suatu
masalah yang real. Selama proses problem solving, siswa membangun pengetahuan
dan mengembangkan skill problem solving dan juga kemampuan belajar mandirinya.
Belajar berbasis masalah pertama kali dikembangkan bagi pendidikan
medis pada tahun 1950. Sekitar tahun
1990-an, PBL diadopsi oleh pendidikan tinggi pada bidang lainnya seperti
matematika, biologi, ekonomi,dsb.
Asumsi PBL
Belajar dalam PBL dibentuk
oleh masalah. Dasar asumsi dari PBL
adalah “Proses belajar terjadi ketika kita menyelesaikan beragam masalah yang
dijumpai pada kehidupan sehari-hari”. Hal ini bertentangan dengan asumsi publik
bahwa belajar hanya terjadi pada lingkungan pendidikan formal, maka ketika kita
keluar dari sekolah, kita akan berhenti belajar. PBL berlandaskan pada asumsi
konstruktivisme, dimana pengetahuan individu dibentuk dari hubungan dengan
lingkungan.
Karakteristik PBL :
§ Berfokus pada masalah, materi dan skill yang diajarkan dikelola dari
masalah.
§ Student centered
§ Self-directed
§ Self-reflective
§ Tutors adalah fasilitator
HASIL-HASIL PENELITIAN
·
Penelitian Pada Area Hasil Belajar Siswa
·
Pencapaian dan aplikasi pengetahuan dasar
ü Pada Pendidikan tinggi dan
Pendidikan K-12 ; Para peneliti meneliti pengaruh penggunaan PBL terhadap hasil belajar
siswa, hasil-hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang diajar dengan PBL dan tradisional. PBL efektif
pada pemahaman dan aplikasi dari konsep, daripada untuk mengingat pengetahuan
faktual.
ü Pada Bidang kedokteran ; Meneliti pengaruh PBL terhadap hasil belajar pada bidang kedokteran.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL lebih efektif dalam pencapaian
pengetahuan clinical. Siswa PBL menunjukkan kinerja yang baik dalam hal
penerapan pengetahuan dan menangani orang yang sakit.
·
Ingatan terhadap materi ; Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PBL lebih efektif terhadap ingatan jangka panjang. Siswa PBL
cenderung lebih mengingat prinsip-prinsip sementara siswa tradisional lebih
mengingat pengetahuan yang bersifat hafalan.
·
Problem Solving Skill ; Penelitian berfokus
pada masalah apakah PBL dapat meningkatkan kemampuan problem solving,
hasil-hasil penelitian mengindikasikan bahwa PBL memberikan pengaruh positif
yang meningkatkan kemampuan problem solving siswa pada dunia nyata dan dunia
kerja.
·
Berpikir Tingkat Tinggi ; Untuk memperoleh
kemampuan problem solving diperlukan proses analisis, berpikir kritis, dan
skill metakognitif. Penelitian Newell & Simon (1972) menunjukkan bahwa PBL
melatih kemampuan siswa untuk menganalisis, berpikir kritis, serta
metakognitif. Penelitian Sheprerd (1998) menunjukkan bahwa PBL meningkatkan
kemampuan berpikir kritis secara signifikan.
·
Belajar Sepanjang Hayat ; Tujuan utama dari
PBL adalah membuat siswa self-directed, mandiri, dan menjadi pebelajar
sepanjang hayat. Hasil penelitian Norman & Schmidt (1992); Woods (1996);
Ryan (1993); Bllumberg & Michael (1992) menunjukkan bahwa PBL dapat
meningkatkan sikap self-directed learning siswa. Dari penelitian Schmidt &
Van der Molen (2001); Woods (1996) dapat disimpulkan bahwa PBL memiliki
pengaruh yang tahan lama terhadap keterampilan dan sikap siswa.
·
Persepsi diri dan Kepercayaan Diri ; Hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelebihan dari PBL adaalah mempersiapkan siswa
menghadapi dunia nyata, dengan memberikan kemampuan problem solving, analisis,
berpikir kognitif dan metakognitif. Sehingga siswa akan lebih siap dan percaya
diri untuk menghadapi masalah di dunia nyata
· Pada Area Implementasi PBL
·
Student Roles, Tutor Roles, Tutoring Issues
ü Transisi Siswa dari Metode
Tradisional ke PBL ; Woods (1994,1996); Schmidt et al.
(1992); Jost et al. (1997) menemukan bahwa adanya kecemasan siswa saat PBL, hal
tersebut disebabkan karena ketidakpahaman mereka mengenai peran dan
tanggungjawab mereka serta bagaimana mereka akan dinilai. Schultz-Ross & Kline
(1999) menemukan bahwa ketidaknyamanan dan ketidakpuasan siswa akan menurun
pada akhir PBL.
ü Peran Tutor dalam PBL; Aguiar (2000) mengemukakan 5 peran tutor PBL, yakni: (1)memfasilitasi
kerja kelompok, (2)membuat model, (3)menyediakan feedback, (4)memberitahukan
informasi, (5)mendukung perkembangan profesionalitas siswa.
ü Cognitive Congruence &
Active involvement ; Cognitive congrunce adalah salah
satu karakteristik PBL, yakni kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan
bahasa sendiri, menggunakan konsep, dan menjelaskan sesuatu dengan cara yang
mudah dipahami (Schimdt & Moust 1995).
Tutor yang efektif harus mampu melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar.
ü Merancang kemampuampuan
metakognitif dan Self-directed Learning ; Mayo et al.
(1993); PBL tutor adalah panduan metakognitif siswa yang membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpendapat.
·
Group Processing
Elemen penting dalam PBL
adalah collaborative learning. Fokus penelitian yang pertama adalah bagaimana
peran tutor dalam memfasilitasi proses belajar dalam kelompok. Mayo et
al.(1993) mengemukakan 3 kemampuan tutor sebagai fasilitator dalam kelompok,
yakni (1)membantu kelompok untuk mengetahui bagaimana kerja kelompok
berlangsung, (2)memberikan feedback dalam kelompok, (3)memandu kelompok untuk
mempelajari issues yang tepat, (4)membantu kelompok dalam mengintegrasi issues.
Selain itu, peneliti juga
meneliti group size. Hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh Finklestein
(2000) menunjukkan bahwa medium-size group (6 siswa) memiliki kinerja yang
lebih baik dibandingkan large group (9 siswa).
·
Assessment issues ; Penelitian berfokus pada
penilaian seperti apa yang dapat mengukur ketercapaian PBL. Seperti yang
dikemukakan oleh Blake et al. (2000), penekanan penilaian dalam PBL berubah dari menilai pengetahuan faktual
menjadi penilaian terhadap penerapan pengetahuan.
·
Desain Kurikulum dalam PBL ; topik penelitian
antara lain desain masalah (pemilihan dan penuangan dengan tepat dari masalah
PBL; Angeli 2002), Keefektifan masalah , serta model dan prinsip desain
masalah. Duch (2001) mengemukakan 5 tahap penulisan masalah, yakni (1)pemilihan
topik utama; (2)memikirkan konteks nyata bagi konsep tersebut; (3)memberi
masalah untuk mengarahkan pencarian siswa; (4)membuat pedoman guru;
(5)mengidentifikasi sumber bagi siswa.
·
Penggunaan Teknologi dalam PBL ; penelitian
ini dibagi menjadi 2 topik utama yakni (1)belajar jarak jauh dan PBL, meneliti
penggunaan teknologi internet dalam PBL. (2)Penggunaan Multimedia dalam PBL,
kesimpulan dari penellitian-penelitian yang ada yakni, tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia dengan yang
tradisional dalam PBL. Akan tetapi penggunaan multimedia meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar dan daya tahan atau ingatan terhadap pengetahuan.
FUTURE RESEARCH IN PBL
FUTURE RESEARCH IN PBL
·
Tipe masalah dalam PBL
·
Faktor internal yang mempengaruhi
PBL
·
Desain disributed PBL (online PBL)